PERMASALAHAN PADA SCANNER
1. Tips Scanning
Scanner merupakan satu-satunya alat
yang bisa mengubah gambar komik kita dari goresan tangan menjadi data
digital yang memungkinkan untuk di-edit melalui komputer. Akan tetapi
sebagian komikus masih belum mengetahui seluk beluk piranti komputer ini
sehingga mereka langsung saja menggunakannya tanpa mempedulikan hasil
yang akan diperoleh. Namun adakalanya gambar hasil scanning tidak
memuaskan selera. Gambar pecah-pecah, bercak-bercak, dan warna lebih
gelap seringkali mengurangi kualitas gambar komik yang telah kita lukis.
Yang pertama-tama menjadi kekhawatiran kita adalah apakah scanner
mengalami gangguan atau, lebih buruk lagi, apakah kita telah terjebak
dalam permasalahan scanner, dimana hal itu hanya dipahami oleh spesialis
seni komputer ulung? Tapi cobalah tenang sedikit. Ingat bahwa scanner
hanyalah alat perekam seperti halnya peralatan stereo, kita mungkin
harus menyetel bass dan treble agar mndapatkan efek yang diinginkan.
Tips 1 : Tentukan resolusi minimum.
Beberapa desainer grafis mungkin
menyarankan kita untuk men-scan pada resolusi 300 dpi sebab resolusi
tersebut cukup baik kualitasnya untuk di-print. Agaknya resolusi 300 dpi
memang cukup baik untuk dokumentasi warna, namum bagaimana kalau gambar
yang kita scan hitam-putih? Patutkah untuk di-scan pada resolusi
tersebut? Apakah bukan pemborosan jika melakukan scanning terlalu detail
untuk gambar yang sederhana? Ingat bahwa semakin tinggi resolusi maka
semakin lama proses scanning-nya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui
seberapa besar resolusi minimum yang bisa kita terapkan pada suatu
gambar tanpa mengurangi kualitasnya. Untuk mengetahui resolusi minimum
kita juga harus menentukan ukuran gambar yang kita scan dan ukuran
reproduksi yang akan kita cetak nantinya. Rumus resolusi minimum adalah :
Dpi scan = (resolusi printer x ukuran reproduksi)/ukuran asli
Untuk gambar kelabu atau hitam-putih,
kondisinya lebih rumit. Sehubungan dengan cara percetakan mengkisikan
nilai kelabu menjadi dot, kaidah yang perlu diketahui adalah men-scan
gambar asli agar hasil reproduksi yang tercetak memiliki frekuensi kisi
antara 1,4 hingga 2 kali. Rumus resolusi minimumnya :
Dpi scan = (screen frequency x ukuran reproduksi x 1,4)/ukuran asli
Screen frequency diukur dalam lpi (lines
per inch) dan merupakan setting yang sudah diketahui oleh perusahaan
percetakan, jika kamu belum mengetahuinya ambil saja nilai 120 lpi.
Nilai 1,4 merupakan “fudge factor” yang menunjukkan resolusi minimum
yang dapat memberikan hasil yang dapat diterima pada kebanyakan
peralatan output postscript. Kamu boleh saja menaikkan nilai tersebut
untuk mendapatkan jaminan kualitas ekstra, tetapi jangan melebihi 2.
Faktor yang lebih tinggi hanya akan menghasilkan data tambahan yang
tidak dapat digunakan oleh printer yang kemudian akan terbuang percuma
(dimana hal itu membuat waktu pencetakan menjadi lebih lama). Scanning
pada resolusi yang lebih besar sedikit dari resolusi minimum akan
memberikan tambahan keamanan dalam hal dimana kita tanpa diduga
sebelumnya perlu memperbesar gambar sedikit.
Tips 2 : Jumlah warna scanning.
Jenjang warna juga berpengaruh terhadap
hasil scanning. Faktor ini menjelaskan seberapa jauh scanner
menterjemahkan warna dari gambar asli kedalam bentuk data digital. Jika
kita men-scan gambar berwarna sebaiknya menggunakan kualitas 32-bit yang
telah menjadi standar editing grafis. Sebaliknya untuk gambar
hitam-putih kita gunakan jenjang warna grayscale. Antara jenjang warna
grayscale juga memliki kualitas berbeda-beda, pilih sesuai dengan
karakteristik dari gambar kita. Misalnya untuk gambar outline sederhana
kita bisa menggunakan grayscale 1-bit (black and white) sehingga ukuran
file gambar yang dihasilkan nantinya tidak terlalu besar.
Tips 3 : Tentukan format file sasaran.
Semua jenis format file memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti file BMP yang gambarnya
bagus tapi memiliki ukuran file besar, atau JPEG yang ukuran file-nya
terkompresi namun gambarnya terkadang terdistorsi. Semua jenis file
rasanya cukup baik untuk dijadikan sasaran, namun disarankan untuk
jangan menyimpan hasil scan pada format file yang terkompresi sebab
gambar tersebut kemungkinan akan “dilucuti” sebagian dengan tujuan untuk
memperkecil ukuran file. TIFF dan BMP merupakan salah satu pilihan yang
layak walaupun berukuran besar. Namun sebaiknya kita menyimpan hasil
scan tersebut pada file yang sejenis dan kompatibel dengan program
editing yang akan kita gunakan, misalnya jika kita menggunakan program
Photoshop maka kita menggunakan file PSD.
Tips 4 : Scan yang diperlukan saja.
Cara ini cocok digunakan jika ukuran
gambar komik yang kita scan lebih kecil daripada luas permukaan perekam
scanner, siasanya pada scanner tipe flatbed. Sebab secara default
scanner akan men-scan keseluruhan dari permukaan perekam ini sehingga
proses sanning cenderung akan lama. Oleh sebab itu kita perlu mengatur
scanner agar men-scan halaman komik kita saja, caranya adalah dengan
melakukan cropping lewat program yang disertakan oleh scanner tersebut.
Tapi ingat, ukuran cropping harus disesuaikan dengan resolusi gambar
yang sudah kita tentukan sebelumnya.
2. Mengatasi masalah yang mungkin timbul dari scanner
Sebagai alat elektronik, scanner tak
luput dari berbagai masalah teknik. Adakalanya scanner tidak berfungsi
dengan baik. Mungkin saja masalah yang ditimbulkan diakibatkan oleh
kesalahan pengoperasian sehingga dapat kita perbaiki dengan cara-cara
sederhana. Masalah-masalah tersebut antaralain :
- Gambar hasil scan pecah-pecah :
Mungkin resolusi yang kamu gunakan kurang
memadai. Coba untuk men-scan sedikit lebih besar daripada resolusi
minimum dan sesuaikan kualitas warnanya (hitam-putih> grayscale,
berwarna> 32-bit).
- Gambar hasil scan kotor dan berbercak :
Mungkin saja permukaan kaca scanner kotor
atau berjamur. Lepas kaca tersebut dari scanner dan bersihkan dengan
kain lembut dan cairan pembersih kaca.
- Gambar belang sebelah :
Jika gambar hasil scan memiliki belang
berwarna kuning, biru, merah, atau lainnya, bisa jadi disebabkan oleh
scanner yang terlalu lama dinyalakan. Lebih baik scanner-nya dimatikan
dulu selama beberapa saat sampai dingin, lalu gunakan lagi untuk
men-scan.
- Gambar terlihat besar di layar monitor :
Hal tersebut bukan masalah, sebab ukuran
gambar yang ditayangkan oleh layar monitor tergantung dari resolusi
tampilannya, sehingga jauh berbeda dengan ukuran gambar sebenarnya dalam
bentuk kertas. Gambar asli kamu secara metrik tetap memiliki ukuran
yang sama, tidak berubah.
- Warna gambar asli dengan warna gambar di monitor berbeda :
Sebenarnya warna yang telah dipindai oleh
scanner tidak salah. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan
penampilan warna antara monitor dengan gambar asli. Gambar asli
menampilkan warna melalui pematulan cahaya dari media kertas sedangkan
monitor menampilkan warna dengan menyorotkan cahaya dari tabung
fosfornya ke mata kita. Untuk mengatasi masalah ini kita perlu melakukan
kalibrasi terhadap layar monitor yang caranya akan kita bahas nanti.Top of Form
- Gambar hasil scan terlihat kabur :
Proses scan berjalan dengan lancar dan seolah-olah tidak terjadi masalah pada scanner. Tetapi setelah Anda melihat hasilnya, gambar hasil scan terlihat tidak jelas dan kabur seperti terkena efek blur. Jangan terlalu pusing untuk masalah seperti ini, ada beberapa hal yang dapat Anda ikuti untuk mengembalikan scanner Anda pada posisi normal. Berikut tips yang dapat Anda coba:
- Jika gambar terlihat kabur, Anda dapat men-set resolusi display-nya ke High Color (16-bit), selanjutnya biarkan scanner melakukan pemanasan (warming up) selama beberpa menit.
- Anda juga harus memperhatikan kebersihan dari Scanner Anda, terutama jika Anda jarang mengguakan Scanner. Karena jika Scanner Anda kotor akan mengakibatkan hasil scanner juga kurang memuaskan, bahkan cenderung mengakibatkan mesin Scanner mudah rusak.
- Anda dapat mempergunakan kain yang lembut untuk membersihkan pada bagian kacanya, pastikan membersihkan dengan hati-hati.
0 komentar:
Posting Komentar